Diawal pertemuan kita bermula di perpustakaan kecil. Perpustakaan kecil yang terdapat di salah satu sudut sekolahku. Disana hanya menyimpan beberapa tumpukan buku yang terkadang sangat dibenci orang atau bahkan dicari-cari orang. Tapi tempat itu sungguh menjadi tempat yang paling berkesan untuk kita. Kita tak perna tahu darimana awalnya dan darimana kita memulainya. Hingga pada tempat ini kita ikatkan janji-janji manis kita.
Hal yang sungguh mengejutkan tanpa perna kita sadar, kita telah menamatkan satu sama lain sebelumnya. Dan berkembanglah sebuah cinta yang suci dan hakiki. Meskipun waktu itu kita hanya sepasang anak smp yang tak tahu apa-apa. Yang kita tahu cinta itu hanya rasa senang kepada lawan jenis disaat dia membalas hangat senyum kita atau bahkan perhatian-perhatian kecil yang kita dapat dari lawan jenis kita.
Sangat berbeda dengan pergaulan anak smp zaman sekarang yang sudah mengenal seks bebas dan bahkan sebagian dari mereka sudah pernah melakukannya. Sungguh ironi memang keadaan Negara Indonesia Negeri tercinta kita ini. Tapi waktu itu kami tak perna peduli akan semua itu. Kami hanya bertukar perhatian, saling memberi kebahagiaan meski kadang hubungan kita terganggu dengan pertengkaran-pertengkaran sepele.
Sampai akhirnya kita sudah menjalani hubungan ini bertahun-tahun lamanya. Semakin tinggi pohon semakin kencang angin menerpanya. Layaknya seperti pohon, hubungan kita semakin banyak adanya perbedaan dan kejenuhan. Hingga akhirnya kita hampir tergoda oleh rayuan yang aku sendiri gak tahu itu darimana. Apa yang telah kita lakukan?! Sesegera mungkin kami mengehentikannya. Berkelit dalam otakku tentang omongan ibuku tadi malam "Nak cinta itu gak perlu 100%, gak perlu memberikan semuanya nak". Akhirnya aku sadar dengan satu keyakinan Aku mencintaimu dengan cara anak smp dan hanya dengan cara anak smp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar