Hidup seorang anak belia yang sangat bahagia. Bahkan sangat bahagia terlebih dari anak belia lainnya. Orangtua, harta, bahkan kesuksesan di dalam dekolah pun dia punya. Tak heran kadang dia menjadi bahan irian teman sepantaranya.
Seperti kesempurnaan yang slalu ia dapat. Tak lupa juga ia slalu berdoa sujud syukur kepadaNya :) Selalu, selalu dan selalu.. Semua itu seketika hilang disaat dia harus kehilangan kedua matanya. Mata yang indah untuk setiap hari melihat apa yang dia punya, melihat kesempurnaan yang dia dapat.
Setelah sekian lama dia tak mempunya sepasang mata, dia lelah.. "Mengapa aku punya segalanya tapi aku tak dapat melihatnya, aku ta dapat memandangnya..? Apa untungnya aku mempunyai semua ini? Tuhan, ambilah semua apa yang aku punya jika memang harus seperi ini !"
Dia tak perna sadar apa yang semua punya itu hanya dari Allah dan oleh karena itu semua akan kembali ke Allah.. Janganlah sekali kamu mencintai lebih dari kamu mencintai Allah. Setelah itu hari-hari terasa berat baginya. Seolah tak seperti seindah dulu. Prestasinya pun menurun. Dengan segala upaya dia ingin mencangkok sebuah kornea untuk melengkapi kesempurnaannya seperti dulu.
Beberapa bulan kemudian dia benar-benar sembuh, dia sudah bisa melihat eloknya matahari terbenam, indahnya bunga bermekaran dan semua apa yang ia miliki dulu. Dia teramat bahagia sampai akhirnya dia harus mengadakan syukuran kecil-kecilan di rumahnya. " Ya Allah maafkan hambaMu yang kurang bersyukur ini dan ambilah semua apa yang aku punya nanti di saat aku benar-benar siap dan ambilah aku disaat orang terdekat ku benar-benar siap" pintanya kepada Allah sambil menyeka air mata.
koq lucu seh? :/
BalasHapus