Kamis, 09 Februari 2012

My Lovewater :*

            Di lorong panjang itu dia menamparku dengan emosi dan segala kemarahannya. Entah setan apa yang merasukinya sehingga kecemburuannya menjadikan suatu  amarah. Memang suatu hal yang ironis didalam sebuah percintaan dibubuhi kekerasan. Tak henti-hentinya aku menangis, setiap waktu setiap hari. Bahkan aku sekarang jadi jarang berkumpul dengan teman-teman. Karena memang aku sendiri bukan termasuk anak yang sering curhat sana-sini tentang masalah pribadi. 



            Dalam lamunan, aku teringat keindahan dari awal pertemuan kita sehingga memutuskan untuk menjalin suatu hubungan. Manis memang disaat kita berjanji akan saling setia. Seakan semua hari itu indah asalkan bersamanya. Tapi aku sadar itu semua hanya kenangan, itu semua hanya 2 tahun lalu. Dan tetesan air mata ini tak kunjung berhenti.
            Memang sebuah hubungan yang terlalu lama tak akan berimbas baik apalagi untuk remaja seusiaku. Semakin lama kita menjalin cinta semakin erat juga rasa sayang kita, rasa peduli kita, rasa ingin memiliki kita. Sehingga tanpa sadar kita membatasi kehidupan pasangan kita. Disinilah cinta menjadi sebuah amarah, ke egoisan dan macam apalah itu. Sehingga kita pun merasakan tekanan dan keterbatasan.
            Tak heran sebuah kecemburuan menjadi sebuah kekerasan yang mengharuskan. Aku rasa semakin aku memaksakan hubungan ini semakin aku merasa sakit. Disinipun bukan hanya aku yang merasa sakit tapi dia. Dan seolah sekarang cintaku kekurangan air… Yang kian hari semakin haus dan membutuhkan air.
            Dan tak pernah kusadar datanglah air yang mengguyur kekeringan cintaku ini. . . Seolah hujan datang setelah musim kemarau yang amat panjang. Sirna semua kehausan itu dan kekeringan itu. Cintaku butuh air dan air itu adalah kamu. Kamu penyegar cintaku. Thank’s my lovewater :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar