Selamat pagi pembaca blogger setia. Kebetulan saya postingnya pas pagi jadi ya selamat pagi, hehe. Yah sesuai judul diatas saya akan membahas tentang ilmu matematika, khususnya dibidang Geometri. Saya sendiri sih memang mahasiswa Pendidikan Matematika tapi bukan berarti saya sudah ahli dan kepingin nulis tentang ini. Tapi saya terinspirasi dari sulitnya pelajaran Geometri ini. Memang berdasarkan pengalaman saya sebagai mahasiswa matematika pelajaran Geometri itu memang cukup susah. Lain dengan pelajaran matematika lainnya, misalnya saja Kalkulus. Kalkulus yang katanya sangat menakutkan itu, malah nilai A sudah menjadi hal biasa tapi saya sendiri untuk mata kulia Kalkulus ga ngedapetin A sih, hehe. Seperti yang kita tahu matematika itu pasti berumus dan kalkuluspun sama kita tinggal tahu rumusnya uda bisa dikerjakan tapi bagaimana dengan Geometri? Untuk Geometri kita harus menggunakan penalaran otak kita.
Untuk arti Geometri itu sendiri sebenarnya ilmu matematika yang memepelajari titik dan garis. Dan untuk arti kata Geometri itu berasal dari Geo yang artinya bumi dan Metria yang artinya pengukuran. Jadi jelas arti Geometri itu pengukuran suatu bangun-bangun yang terdiri dari titik dan garis. Dengan penyelesaian pengukurannya kita menggunakan aksioma-aksiomanya. Sebenarnya menurut saya sendiri sih Geometri cukup mudah, tinggal kita baca apa saja aksiomanya dan definisinya sampai paham dan kita ambil intinya insya Allah kita bisa dengan mudah mengerjakan soal tsb kok. Kalau menurut saya sih anak-anak sekarang kesulitan dalam pengerjaan soal Geometri itu karena memang mereka enggan membaca dan kurang mengerti arti dari Geometri tsb.
Saya gak mau banyak omong deh sesuai judul artikel diatas saya akan memberi tips mengenai pembelajaran Geometri. Khususnya Teori Level Van Hiele tentang pemabelajaran Geometri. Di dalam teori Level Van Hiele ini kita harus mengikuti beberapa level, seperti dibawah ini:
Level 1
(recognition) siswa mengidentifikasi menamai, membandingkan, dan melakukan operasi dalam bidang geometri. (misalnya segitiga, sudut, perpotongan garis atau garis yang sejajar) berdasarkan pada tampilannya.
Level 2
(analysis) siswa menganalisa bidang tersebut dalam hal komponen-komponen dan hubungannya dengan komponen tersebut serta mencari sifat atau aturan pengklasifikasian bidang tersebut secara empiris. (misalnya dengan melipat, mengukur, menggunakan kertas berpetak atau diagram).
Level 3
(order) siswa mampu secara logika menghubungkan temuan sifat atau aturan sebelumnya dengan diberikan atau mengikuti argumen-argumen informal.
Level 4
(deduction) siswa mampu membuktikan teorema secara deduktif dan menyebutkan hubungan diantara jalinan teorema-teorema tersebut.
Level 5
(rigor) siswa menjelaskan teorema-teorema dalam sistem postulat yang berbeda dan menganalisa atau membandingkan sistem tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar